Pemerintah Lanjutkan Target Satu Juta Tenaga Kerja Secara Link and Match

By Admin

nusakini.com--Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan SDM Industri dengan memfokuskan pada penyiapan satu juta tenaga kerja industry tersertifikasi hingga tahun 2019. Sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) ditugaskan meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha, untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan praktek kerja lapangan dan magang industry bagi guru. 

Sebagai implementasi, Kemenperin melaksanakan program Pembinaan dan Pengembangan SMK yang Link and Match dengan Industri, Pelatihan Tenaga Kerja Industri dengan Sistem Three-In-One, Pendidikan Vokasi yang Dibina Kemenperin, dan Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Industri.  

“Kita harus menerapkan langkah-langkah terobosan yang bukan business as usual agar SMK dapat menghasilkan calon-calon tenaga kerja industri yang kompeten dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri,” jelas Menperin Airlangga Hartarto pada Peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri (link and match SMK dengan industri) Wilayah Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Jumat (21/4). 

Setelah meluncurkan kerjasama dengan 50 perusahaan industry dan 234 SMK di Provinsi JawaTimur pada Februari lalu, Kemenperin secara bertahap akan melibatkan lebih banyak SMK, dan tentunya juga lebih banyak perusahaan industri.

Hari ini akan ditanda tangani perjanjian antara 117 perusahaan industry dengan 389 SMK di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Selanjutnya direncanakan wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Utara. 

Pemetaan daerah ditujukan untuk memenuhi target sertifikasi yang meningkat setiap tahunnya, yaitu 220.134 orang pada tahun 2017, 370.209 orang pada tahun 2018, dan 450.209 orang pada tahun 2019. Angka tersebut diambil dari target capaian dari tahun 2017 hingga tahun 2019, dengan rincian: (1) Lulusan 1.775 SMK sejumlah 845.000 siswa yang akan dikerjasamakan dengan 355 perusahaan industri; (2) 162.000 orang peserta Diklat 3-in-1 (Pelatihan-SertifikasiKompetensi-PenempatanKerja); (3) 15.552 orang lulusan dari program pendidikan regular binaan Kemenperin dan (4) Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Industri yang berjumlah hingga 18.000 orang. Sehingga, target jumlah tenaga kerja industry tersertifikasi pada tahun 2017-2019 mencapai 1.040.552 orang. 

Program pendidikan vokasi yang link and match dengan industry merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pengangguran usia muda. 

“Indonesia saat ini dan sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, dimana mayoritas penduduk kita berada pada usia produktif. Mereka ini harus menjadi aktor-aktor pembangunan yang berkontri busi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Airlangga. 

Sebagai bentuk komitmen perusahaan industry dalam mendukung program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, dalam kesempatan ini dilakukan juga pemberian bantuan peralatan praktik kepada beberapa SMK dari beberapa perusahaan industri, yaitu PT. Djarum, PT Astra Honda Motor, PT Astra Daihatsu Motor, PT Evercoss Technology Indonesia, PT UnggulSemesta, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT Terryham Proplas Indonesia, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan PT SidoMuncul. Selain itu, dalam kesempatan ini Ditjen IKM Kementerian Perindustrian juga akan memberikan bantuan Mesin dan Peralatan IKM Alat Angkut kepada Kelompok IKM Tegal Manufacturing Part.

Mengusung konsep pemerataan yang difokuskan Presiden pada tahun ini, Kemenperin secara kontinyu melaksanakan rangkaian kegiatan. Setelah penanda tanganan perjanjian kerjasama antara SMK dengan perusahaan industry padahari ini, akan dilakukan penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan industry serta penyediaan workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktek kerja industry bagi siswa, dan magang industry bagi guru.

Penyediaan instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat dari perusahaan industry kepada siswa SMK juga ditetapkan sebagai langkah berikutnya. Menperin juga mengungkapkan, penerapan pendidikan vokasi di Indonesia akan dikembangkan dengan mengadopsi konsep pendidikan system ganda (dual system). 

“Untuk itu, kami mengembangkan kerjasama dengan negara-negara yang telah menjalankan pendidikan dual system, salah satunya adalah Swiss,” tambah Airlangga. 

Sedangkan dalam kesempatan ini akan diadakan pembukaan diklat sistem Three-in-One yang diikuti oleh 290 orang peserta, yang terdiri dari Diklat Operator Mesin Industri Garmen sebanyak 200 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT. Eco Smart Garmen Indonesia di Boyolalidan PT. Globalindo Intimates di Klaten.

Selain itu, Diklatoperator mesin looming diikuti oleh 40 orang, yang akan ditempatkan bekerja di PT. Dasaplast Nusantara di Jepara. Selanjutnya, Diklat operator Jahit Alas Kaki diikuti 50 orang peserta, yang akan ditempatkan bekerja di PT. Wangta Agung Surabaya. 

“Model pelatihan dengan system Three-in-One tidak hanya memberikan keterampilan kepada peserta diklat, tetapi juga memberikan jaminan kompetensi melalui sertifikasi kompetensi, dan yang terpenting adalah bahwa seluruh lulusan terserap bekerja diperusahaan industri,” ujar Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono. (p/ab)